Sunday, April 22, 2007

Kemarau panjang di padang savana

Purnama ketiga dalam hitungan kabisat
rumput menguning, kering dan layu
hidup segan matipun enggan
penantian panjang satu savana pada kisaran ketiga
dari sang langit yang tak kunjung tiba

Beberapa elang hitam terbang merendah
semakin lama semakin rendah dan mendekat
lalu merapat di atas padang savana..merayu dan menggoda
berikan aku satu bangkai dari kemarau ini..pinta elang-elang
lalu bangkai itu muncul satu persatu, semakin lama semakin banyak...

Senandung kemarau panjang mendayu di atas padang savana
seolah ratapan terhadap takdir yang tak habis-habisnya
elang-elang itu menetap dan bangkai-bangkai semakin menumpuk...

3 comments:

orchid said...
This comment has been removed by the author.
orchid said...

mbak cia, it really seems to be your another side. Never imagine before that you are a writer of these wonderful poems. Keep writing, I like it.. May I add you as my friend? Thanx..

Chia Hammado said...

Hi Mida...
Setiap manusia punya sisi yang lain yang tidak terkuak di permukaan. Buatku sisi yang diam itu lebih menjadi obat dikala aku sakit dan teman disaat aku sendiri,
Semoga kamu mengerti....