"Aku capek...."
"Aku muak...."
"Capek karena apa?? muak pada apa(siapa)?"
"Tidak bisakah Kau cabut saja kebencian itu sampai pada akar-akarnya?...
agar tak ada yang tersisa....berbenih pun tidak?"
"Bukan kah KAU kuasa melakukannya??"
"Bukankah KAU mudah saja membolak-balikkan rasa itu pada siapapun yang KAU hendaki??"
"Tapi kamu menikmatinyakan??? Sesungguhnya hatimu sendiri yang menjaga rapat rasa itu"..
" Jikalau kau tidak menyukainya...bukankah sejak lama sudah kau campakkan sendiri dari dasar hatimu??!!!..."
"Aku tidak mengerti..."
"Mengapa KAU balik menuduh aku...???"
"kamu yang menuduh AKU....maka kau akan liat AKU akan seperti apa yang kau tuduhkan..."
"tidak kah kau lihat..AKU menyayangimu...AKU penuh rahmat pada mu...., AKU berkehendak atas dirimu..."
"kalau begitu...kenapa tidak KAU kehendaki saja langsung rasa benci itu hilang dari hatiku...jika KAU memang MAHA Berkehendak..."
"Sayang...memang AKU berkehendak, AKU memberi....tapi yang perlu kau tahu AKU BUKAN PEMAKSA..."
"AKU tidak akan memberi apa yang tidak kau pinta...."
"Jikalau kau tidak pernah meminta pertolongan-KU untuk menjaga hatimu..."
"Jikalau kau tidak pernah meminta cahaya-KU untuk menerangi hatimu..."
"Jikalau kau tidak pernah meminta hidayah-KU untuk memberi petunjuk pada hatimu..."
"Bagaimana mungkin AKU akan memberimu????!!!...."
"Semuanya tergantung keinginanmu..."
"Sesungguhnya AKU hanya Mengabulkannya....."
aku termangu...
Makassar, 5 Ramadhan 1219 H
Untuk sebuah hati yang rindu dituntun
No comments:
Post a Comment