Monday, October 29, 2012
Saturday, October 20, 2012
Epilog buat anakku
Duhai anakku...
ketika tangismu memecah senyap dipenghujung malam...
ada getar bahagia perlahan merambat menggantikan perih dan derita..
dan rasa terguyur berkah menyelimuti jiwa saat terpilih
menghantarkan kehadiranmu
kugapai tubuh mungilmu yang masih merah, basah dan anyir..
kuhirup sengalan nafasmu dalam satu tarikan dalam...
kulumat tubuhmu dalam satu tatapan tajam dan penuh kagum..
kau dan kau begitu indah..
membuatku jatuh dalam cinta menyesakkan hanya kurang dari sedetik
cinta yang kutau harus kubayar mahal pada akhirnya
dengan kerinduan yang mematikan separuh hidupku
Duhai annakku...
hingga detik ini aku tak paham entah tugas apa yang teremban dalam janjimu
ketika Sang Raja menuntut sumpahmu bertuhankan yang satu
yang aku tau kau telah mengangkat sumpah setia
dan kelembutanNya mengizinkanmu menatap dunia
ruh-mu adalah substans yang bebas merdeka dengan kuasa penuh atas raga
tapi bukan tanpa batas
yang aku tau bahwa keterpilihanku adalah menemanimu
dalam menjaga keabsahan sumpahmu sujud pada satu titah
dan menggandeng kebebasan ruh-mu yang berkuasa penuh atas raga
bersenandung kisah kasih pilihan pengantar buaian pemikat jiwa
berdendang kidung abadi ritual suci dari wahyu yang tak terbantahkan oleh prahara
Maka dengarlah ini duhai anakku...
Janjimu janjiku sumpahmu dan sumpahku adalah satu dalam makna
Ketika meretas ikrar dan langkah tertahan indahnya pelangi nan manisnya madu
tundukkan pandanganmu rasakan teriknya mentari pun sinaran rembulan
hitunglah pergantian hari yang tak seberapa panjangnya menahanmu
dalam kelembutanNya menatap dunia serta kebebasan atas ruh dan ragamu
ketika dirimu tertahan beratnya memberi dan sakitnya melupakan
katupkan matamu resapi makna legalitas hidupmu dalam keheningan
bahwa pilihanmu berada pada gerbang cinta dan ikhlas...bukan yang lain
ketika lisanmu terbentur pahitnya puisi hidup dan getirnya lagu kesetiaan
rengkuh alam pikirmu angankan kisah pilihan pemikat jiwa
reguk tanpa beralasan saat pahit dan getir itu mengulang penggalan cerita suci
bentangkan hidup serta kesetiaanmu semata pada gerbang cinta dan ikhlas..
maka yakinlah anakku...penghujung jalanmu adalah menyingkap cahaya diatas cahaya
Canberra, rindu pada kicauan parkit-parkit kecilku
ketika tangismu memecah senyap dipenghujung malam...
ada getar bahagia perlahan merambat menggantikan perih dan derita..
dan rasa terguyur berkah menyelimuti jiwa saat terpilih
menghantarkan kehadiranmu
kugapai tubuh mungilmu yang masih merah, basah dan anyir..
kuhirup sengalan nafasmu dalam satu tarikan dalam...
kulumat tubuhmu dalam satu tatapan tajam dan penuh kagum..
kau dan kau begitu indah..
membuatku jatuh dalam cinta menyesakkan hanya kurang dari sedetik
cinta yang kutau harus kubayar mahal pada akhirnya
dengan kerinduan yang mematikan separuh hidupku
Duhai annakku...
hingga detik ini aku tak paham entah tugas apa yang teremban dalam janjimu
ketika Sang Raja menuntut sumpahmu bertuhankan yang satu
yang aku tau kau telah mengangkat sumpah setia
dan kelembutanNya mengizinkanmu menatap dunia
ruh-mu adalah substans yang bebas merdeka dengan kuasa penuh atas raga
tapi bukan tanpa batas
yang aku tau bahwa keterpilihanku adalah menemanimu
dalam menjaga keabsahan sumpahmu sujud pada satu titah
dan menggandeng kebebasan ruh-mu yang berkuasa penuh atas raga
bersenandung kisah kasih pilihan pengantar buaian pemikat jiwa
berdendang kidung abadi ritual suci dari wahyu yang tak terbantahkan oleh prahara
Maka dengarlah ini duhai anakku...
Janjimu janjiku sumpahmu dan sumpahku adalah satu dalam makna
Ketika meretas ikrar dan langkah tertahan indahnya pelangi nan manisnya madu
tundukkan pandanganmu rasakan teriknya mentari pun sinaran rembulan
hitunglah pergantian hari yang tak seberapa panjangnya menahanmu
dalam kelembutanNya menatap dunia serta kebebasan atas ruh dan ragamu
ketika dirimu tertahan beratnya memberi dan sakitnya melupakan
katupkan matamu resapi makna legalitas hidupmu dalam keheningan
bahwa pilihanmu berada pada gerbang cinta dan ikhlas...bukan yang lain
ketika lisanmu terbentur pahitnya puisi hidup dan getirnya lagu kesetiaan
rengkuh alam pikirmu angankan kisah pilihan pemikat jiwa
reguk tanpa beralasan saat pahit dan getir itu mengulang penggalan cerita suci
bentangkan hidup serta kesetiaanmu semata pada gerbang cinta dan ikhlas..
maka yakinlah anakku...penghujung jalanmu adalah menyingkap cahaya diatas cahaya
Canberra, rindu pada kicauan parkit-parkit kecilku
P e r j a l a n a n ....
Perjalanan panjang itu...
terbentur di titik ini
menyisakan pias
menyisakan nanar
dan juga gaung yang menggema indah
dari titik ini...
langkah tak jua pasti..
tak mengapa...
aku tidak lagi peduli
tak ada pinta dan janji
yang kugenggam erat seperti dulu
akankah dia diam disini
entah terbang ke utara ke selatan
bersama tiupan angin...aku tak lagi peduli
karena tak ada lagi pinta dan janji
yang akan aku genggam dengan erat
seperti dulu...
Friday, October 12, 2012
Love in a meaningless word
When love is just a meaningless word...
it will be nothing but a double side sword...
when you nodding you'll be in another world
and when shaking you're just rigor..
it will be nothing but a double side sword...
when you nodding you'll be in another world
and when shaking you're just rigor..
Subscribe to:
Posts (Atom)