Thursday, July 12, 2012

Kau membendungku memaknai degupan jantung dan airmata karena kerinduan
kulirik corat-coretMu di atas kedua telapak tanganku...aku tak keberatan
wajahku menengadah dengan butiran air yang menghangat diujung mata..terperanjat
hatiku mahfum pada ujung perjalanan ini...bahwa cinta tak boleh bermakna lain
tak peduli pinggan bertahtakan emas ataukah tembikar yang tak tersentuh arang..
coretanNya bagiku cinta tak boleh bermakna lain...
bagimu berpasang-pasang cahaya mata teduh menanti adalah hakikat cintamu
coretanNya bagiku cinta tak boleh bermakna lain...
ambulasi itu harus kujalani sendiri...aku tak keberatan

Friday, July 06, 2012

Pertanyaan Mariyah dan Safiyyah...

Maafkan aku wahai Sang Pemaaf
jika tak kutunaikan kewajiban itu semestinya
ada galau yang bercanda disana
ketika keadilan dan kebijakan kupertanyakan
ada rasa yang tak bisa kudustai...
seringkih itukah bagian kami?
hanya mengulang pertanyaan Mariyah dan Safiyyah
kami ini hanya harta rampasan perang
yang diperlakukan sesuka pembeli
jika rasa tak suka yang bertengger..
sejuta puisi atas nama tuhan akan mengalun..

Maafkan aku wahai Sang Pemaaf
ketika keadilan dan kebijakan kupertanyakan
ada rasa yang tak bisa kudustai..
seperti itukah kami seharusnya?
Bukankah cahayaMu telah kau kirimkan?
membasuh ketimpangan dan noda itu?
ataukah itu cuma pesta sesaat?
hanya mengulang pertanyaan Mariyah dan Safiyyah
kami ini hanya harta rampasan perang..
yang diperlakukan sesuka pembeli
apakah pesta itu telah usai?
hingga kebodohan terbungkus sejuta puisi atas nama Tuhan?

Maafkan aku wahai Sang Pemaaf..

Wednesday, July 04, 2012

L i r i h ...

Rabbi..
genggam tanganku rengkuh tubuhku dalam pelukan cintaMu
tolonglah..
diriku mendamba hatiku kerontang
kuserahkan diriku utuh padaMu
pun dengan segala nikmat dan pengakuan segenap dosa
hanya air cintaMu yang mampu membasuh...

Makassar, 04 July 2012
rindu yang teramat sangat

Merindu sendiri...

Kau berbisik..
ada yang berubah pada diriku
tak akan pernah kusangkal adanya

Mengapa? engkau bertanya lirih
aku tahu hatimu teriris perih..
tak akan pernah mampu mulutku berkata
aku tahu engkau menanti...
dan tatapan matamu semakin sayu
penat dalam penantian..

Maafkan aku...
kau tidak akan mengerti..
pun jika engkau mengerti..
tak ingin hati ini ada sanggahan

terucap lewat cahaya tatapanku
hati ini merindu...
merindu pada yang terindah ...
yang hanya bisa kugapai dengan munajat
merindu pada satu wujud yang membuat hati gelisah sepanjang waktu

Biar kunikmati sendiri
tak akan pernah mampu mulutku berkata
maafkan aku...
kau tidak akan mengerti
pun jika engkau mengerti
tak ingin engkau menyanggah

Ilahi, anta maksudi wa ridhaka matlubi...